BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Tujuan
Dalam
penyusunan karya ilmiah ini, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Adapun tujuannya contoh tulisan ini adalah agar dapat:
- Mengetahui bagian – bagian
tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai
- Mengetahui tanaman bibit bonsai
- Mengetahui tanaman bakal bonsai
dan bagaimana cara menanamnya
- Mengetahui bagaimana cara
membuat tanaman bonsai
- Untuk memenuhi tugas mandiri
mata pelajaran bahasa Indonesia
B.
Latar Belakang
suatu
paparan yang memberikan gambaran tentang latar belakang penulisan , dengan
pengambilan cuplikan tulisan dari peneliti sebelumnya dalam study pustaka
sebagai pembanding.
“tanaman
kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuk dan warnanya itu
di Jepang diberi nama bonsai. Dari kutipan di atas menunjukan tentang
pengertian bonsai, jadi bonsai adalah tanaman kerdil yang bentuknya menyerupai
tanaman di alam bebas yang di tanam di pot yang beraneka ragam bentuknya dan
warnanya atau sering juga disebut tanaman hias, itu karena bentuknya yang indah
dan menarik dan biasa dipajang di halaman rumah sebagai Hiasan untuk menambah
keindahan rumah, sehingga orang yang melihat akan merasa tertarik.
Pertama
kalinya tanaman bonsai ini dikembangkan di Tiongkok pada abad ke XI, kemudian
pada abad ke XV seni tanaman bonsai masuk ke Jepang, hingga seni tanaman kerdil
ini disebut bonsai. Dengan keindahan dan keunikan dari tanaman bonsai ini
akhirnya tanaman bonsai ini sampai merambah ke Amerika Serikat bahkan ke dunia
Barat termasuk ke Indonesia bonsai ini banyak digemari dan diminati untuk bisa
memiliki tanaman itu.( Rismunandar, 1993, tanpa halaman)
Dengan
demikian untuk bisa memenuhi hasrat itu, maka bonsai dalam penyusunan karya
ilmiah ini. Hal ini sengaja penulis sajikan agar menambah kreatifitas bagi yang
berminat tanaman hias.
C.
Metode
Dalam
penyusunan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode deskripsi dan pendekatan
yang digunakan yaitu dengan pendekatan normative, dimana penulis menjelaskan
dan memaparkan bagaimana cara membentuk tanaman menjadi tanaman bonsai dengan
menggunakan literature yang ada
(Jika
dilakukan percobaan digunakan variable variable , langkah kerja , alat bahan
yang digunakan dll)
D.
Sistematika Penulisan
Di
samping karya ilmiah ini harus bersifat ilmiah, juga harus tersusun secara
sistematis. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Dalam
sistematika penulisan karya ilmiah ini diawali dengan isi yang terdiri dari
daftar isi, dilanjutkan dengan isi yang terdiri dari beberapa Bab yaitu Bab I,
Bab II, dan Bab III, yakni rinciannya sebagai berikut:
Bab
I Pendahuluan
Isi
dari Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub Bab yaitu; tujuan, latar
belakang, metode; sistematika penulisan, dan terakhir Kegunaan
Bab
II Pembahasan
Pembahasan
ini menguraikan materi tentang tanaman bonsai secara teoritis dimana dalam hal
ini terdiri dari beberapa sub yaitu: bagian tanaman, sifat dan fungsinya, bibit
bonsai, bakal bonsai dan cara menanamnya; dan tahap-tahap pembentukan bonsai.
Bab
III Penutup
Dalam
Bab III ini diisi dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran, dimana
penulis setelah menguraikan materi tentang bonsai selanjutnya menyimpulkan dan
memberikan saran sehingga karya ilmiah ini bisa bermanfaat.
E.
Kegunaan
Manfaat
dan kegunaan penyusunan karya ilmiah ini diharapkan bisa:
1.
Menumbuhkan minat seseorang untuk bisa memiliki bonsai
2.
Memberikan motivasi untuk bisa berkreasi dan kreatif
3.
Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagaimana membentuk tanaman bonsai
PEMBAHASAN
( Pembahasan berisi deskripsi penekanan yang mengarah ke tujuan , hypothesa ,
thema , eksperimen yang sesuai atau tidak sesuai ).
A.
Bagian Tanaman, Sifat Dan Fungsinya
Bagi
seorang yang baru ingin mengembangkan daya kreasinya membentuk bonsai, terlebih
dahulu memerlukan bekal pengetahuan ala kadarnya tentang tumbuh-tumbuhan.
Membuat
bonsai pada hakikatnya mempengaruhi bagian-bagian tanaman sedemikian rupa
sehingga bisa tampil pertumbuhan yang dikehendaki pemiliknya.
Perlu
diingat, bahwa tumbuh-tumbuhan sebagai makhluk yang hidup, walaupun bersifat
pasif, tetap akan memberikan reaksi terhadap gangguan pada tubuhnya.
1.
Organ-Organ Tanaman dan Sifatnya
Hingga
saat ini tanaman yang dikerdilkan pada umumnya termasuk keluarga besar
“Dicotyledon” atau tanaman yang bijinya berkeping dua, maka dari itu uraian
tentang bagian-bagian tanaman di bawah ini khusus ditujukan terhadap tanaman
yang berkeping dua.
Bagian-bagian
tanaman dapat dibagi dalam dua bagian ialah:
-
Bagian vegetatif (organum nutritivum)
-
bagian generatif (organum reproductivum)
Untuk
landasan membuat bonsai dibatasi pada penguraian bagian vegetatif saja, Karena
bagian generatif kurang perannya dalam membentuk bonsai.
a.
Bagian Vegetatif
Bagian
vegetatif dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian:
1.
Yang berada di atas tanah (batang pokok, dahan, ranting, daun) berada di dalam
lingkungan yang penuh dengan udara dan lembap, serta sinar matahari dan suhu
udara yang tidak konstan
2.
Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau ke
dalam tanah dan menghindari matahari.
Bagian
ini terdiri dari:
-
Akar tunggang atau akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah
-
Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar
b.
Sifat dan fungsi bagian vegetatif
1.
Batang pokok
Dapat
meningkat tingginya, Karena diperlengkapi dengan titik tumbuh pucuknya. Dan
dapat memperbesar lingkaran batangnya Karena diperlengkapi dengan jaringan
khusus yang disebut kambium. Letak kambium di atas kayu, dan di bawah kulit.
2.
Dahan
Tumbuh
dari kuntum yang berada di ketiak daun pada batang pokok yang masih muda.
Tumbuhnya bisa mendatar atau membentuk sudut kurang dari 90°. Dengan adanya
dahan-dahan tersebut dibentuklah mahkota pohon yang konis, pyramidal, bulat
telur, lonjong dan sebagainya.
3.
Ranting
Tumbuh
dari kuntum yang berada di ketiak daun dahan, dapat tumbuh ke arah yang
beraneka ragam, namun rata-rata tumbuh ke luar arah dahan. Pertumbuhan ranting
dapat dihentikan dengan reaksi membentuk ranting-ranting baru.
4.
Kuntum
Kuntum
dapat berada di titik tumbuh, ketiak daun dan ada pula yang terpendam (tidak
nampak) yang setiap waktu dapat tumbuh sebagai ranting atau dahan baru.
5.
Akar
Akar
sifatnya menghindari sinar matahari, sifat ini disebut “negatif phototropis”.
Pertumbuhan akar tidak kaku, yang berarti dapat menyesuaikan diri dengan ruang
lingkup di mana mereka berada, misalnya akar tunggang menjadi lateral bila
tumbuhnya terhalang oleh suatu benda yang tidak bisa ditembus, akan berubah
arahnya. Sebagai contoh akar tanaman di dalam pot atau keranjang akan
melingkar-lingkar bilamana sudah tua umurnya.
2.
Fungsi Bagian Tanaman
Organ-organ
tanaman yang berada di atas tanah, tidak dapat dipisahkan dari organ-organ yang
berada di dalam tanah. Dampak pertumbuhan perakaran, nampak pula pada
pertumbuhan batang pokok dahan dan sebagainya.
a.
Daun merupakan pabrik untuk menghasilkan zat karbohidrat, protein dan lemak.
Ketiga zat ini dibentuk melalui proses fotosintesa.
Sarana
dari proses tersebut adalah:
-
Hijau daun yang sehat
-
Sinar matahari
-
Udara yang mengandung zat asam arang (CO2)
-
Air
b.
Fungsi akar
Fungsi
akar yang utama adalah untuk menyerap zat-zat mineral yang larut di dalam air
atau dari tanah. Zat-zat mineral ini pada umumnya diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman.
Air
yang diserap bersama zat mineral, diperlukan untuk berlangsungnya fotosintesa.
Tanpa air atau kekurangan air tanaman akan nampak layu, terutama yang diserang
terlebih dahulu bagian-bagian yang masih relatif muda.
B.
Bibit Bonsai
Bibit
untuk bonsai atau bakal bonsai dapat diperoleh dari:
-
Biji yang khusus disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas
-
Setekan atau cangkokan, yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan
-
Okulasi
-
Bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak bertahan untuk
hidup
1.
Semai Bakal Bonsai
Untuk
mendapatkan bibit melalui penyemaian sendiri, akan memakan waktu cukup lama.
Menyemaikan biji hingga dapat di tanam dalam pot banyak liku-likunya, sehingga
dapat menghabiskan semangat untuk memulai mengayunkan langkah membentuk bonsai.
Pesemaian
bibit bonsai lebih baik diserahkan saja kepada perusahaan bibit (bonsai) yang
sekaligus berkecimpung dalam pembikinan bonsai untuk di jual.
2.
Setek, Cangkok Dan Okulasi
Menyetek,
mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri. Menyetek dan
mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam jangka waktu yang relatif
singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa membutuhkan waktu lebih
dari 1 tahun.
- MenyetekSebelum mempraktekan
teknis menyetek tanaman, perlu disadari bahwa setiap jenis tanaman dapat
dengan mudah disetek.
- Dikenal 3 jenis setek, yaitu:
- Setek lunak dan setengah lunak
- Setek keras
- Setek daun
2. Cangkok
- Untuk mencangkok, dipilihlah
dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya mudah dikelupas
(tidak lengket).
- Teknik mencangkok
- Kupas kulit dahan selebar 3-5
cm
- Buang lendirnya dengan mengerok
atau melap dengan kain yang kering
- Biarkan 3-4 hari
- Kemudian tutup lukanya dengan
mos yang dibasahi atau campuran antara tanah dan remah dengan kompos yang
tua dengan perbandingan 1:1
- Balut mos atau tanah dengan
lembaran plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas dan bawah
- Dengan jarum lembaran plastik
dilubangi agar sirkulasi udara dapat berlangsung.
3. Membikin Okulasi
- Bagi yang telah biasa menanam
satu jenis pohon misalnya buah-buahan dalam bentuk okulasi untuk dijadikan
bonsai, tidak merupakan suatu problem yang pelit.
- Tapi tidak demikian halnya bagi
seorang pendatang baru, yang ingin menyibukkan diri dalam seni bonsai dan
harus didahului dengan membikin ekolusi sendiri.
Bibit
ekolusi terdiri dari 2 (dua) bagian ialah :
-
Batang bawah (onderstam)
-
Batang atas (entrijs)
Langkah-langkah
dalam perokulasian:
-
Batang pokok bersihkan 15 cm di atas tanah
-
Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan di
bagian atas dan kanan kiri menurun ± 4 cm panjang
-
Tarik kulit ke bawah, sehingga merupakan lidah, kemudian potong separuhnya
-
Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah ke atas, panjang
± 4 cm di atas mata yang merata, sehingga pas betul menempel pada keratan pohon
pokok
-
Angket kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya
-
Kulit yang bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang
telah dibuka, dan tempelkan kembali, usahakan matanya tidak tertutup
-
Balut dengan tali raffia yang erat
C.
Bakal Bonsai Dan Cara Menanamnya
Prinsip-prinsip
menanam bonsai ini ialah:
-
Pot dibikin dari tanah bakar, porselin atau plastik
-
Air di dalam pot yang berlebih harus dapat mengalir keluar dengan sendirinya
-
Jenis tanahnya adalah tanah yang tidak mudah padat atau plastik (liat/lengket)
-
Tanah di dalam pot harus yang cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih
-
Daya serap tanahnya terhadap air baik, sehingga dapat mempertahankan
kelembapannya.
1.
Pot dan isinya
Pot
merupakan sarana dalam kreasi bonsai yang tidak kalah penting dengan bonsai
sendiri. Dengan bonsai, pot merupakan rangkaian yang harus harmonis, yang
serasi dan atraktif dengan kata lain berukuran seimbang dengan bentuk
bonsainya.
Pot
bonsai dapat berbentuk: bulat, oval, segi lima, segi panjang dan sebagainya
Ukurannya
: besar, sedang, kecil hingga kecil sekali, tinggi hingga rendah seperti talam
Warnanya
: beraneka ragam
Lubang
pembuangan air : Selain pot berbentuk baki, semua pot bonsai
diperlengkapi
dengan satu atau lebih lubang pembuangan air, yang ditutup dengan gas plastik
atau yang lain
Pada
umumnya jenis tanaman tertentu membutuhkan campuran tanah yang khas bagi
mereka. Resep umum medium untuk tanaman yang berdaun lebar (Beringin,
getahperca, sawo, dan sebagainya) adalah:
50
% tanah liat sedang
20
% pasir dan
30
% kompos
2.
Mengisi Pot
Mengisi
pot untuk tanaman bonsai merupakan duplikasi dari keadaan yang sebenarnya di
alam bebas. Lapisan paling atasnya atau topsil, tebalnya tidak lebih dari 35 cm
bersifat cerul, penuh dengan humus, dan subur.
Lapisan
kedua masih lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah menjadi air tanah.
Lapisan ketiga bisa berbentuk lapisan tanah yang banyak batu-batuan berukuran
beraneka ragam dan akhirnya lapisan paling bawah adalah lapisan induk batu yang
kedap air.
Kesuburan
dan tinggi rendahnya pertumbuhan tanaman tahunan tergantung pada tebal tipisnya
lapisan kedua dan ketiga. Bila lapisan kedua dan ketiga bercadas, pertumbuhan
akar tunggangnya terhalang. Tanah yang tidak dalam dan bercadas dalam musim
kemarau banyak mengalami kekurangan air. Akibatnya ialah tanaman tahun yang
tumbuh di atasnya tidak akan normal, alias pendek.
3.
Pengamanan Isi Pot
Batu
kerikil, pasir dan tanah bisa mengandung serangga tanah yang membahayakan
tanaman bonsai, terutama cacing dan nematoda. Cacing tanah atau cacing hujan
walaupun tidak akan merusak akar namun tetap saja dapat merisaukan. Selain
serangga, jenis-jenis penyakit yang dapat mengakibatkan pembusukan pun bisa
berada di dalam tanah maupun pasir. Biji-biji rerumputan dan sebaginya terdapat
pula di pasir.
4.
Cara Menanami Bonsai
Bakal
bonsai dapat diperoleh melalui beberapa cara ialah:
-
Membibitkan sendiri melalui penyemaian
-
Membeli dari penjual bibit di pinggir jalan atau kebun bibit
-
Mencari di luar halaman atau di alam bebas
5.
Pemeliharaan Setelah Tanam
Setelah
penanaman selesai, siram bakal bonsai dan tanahnya dengan mempergunakan spayer
yang halus. Air penyiraman harus bersih dan tidak berlumpur dan nentral
(tawar). Hentikan penyiraman jika air sudah berkelebihan dan mengalir ke luar
melalui lubang air. Bila air nampak mengenang dan tidak mau keluar lubang air,
ini merupakan pertanda bahwa lubang air tersumbat. Malapetaka kecil ini dapat
diatasi dengan alat pengungkit.
Untuk
menghindari permukaan tanah di dalam pot cepat mengering. Dapat ditutup dengan
mos kering sebagai mulsa atau lumut hijau bilamana ada. Namun yang lebih
praktis adalah dibungkus dengan lembaran plastik. Batu kerikil kecil-kecil
dapat berfungsi juga sebagai mulsa.
Tempatkan
kemudian bakal bonsai di tempat yang teduh, tidak banyak angin dan bebas dari
gangguan anak-anak atau hewan kesayangan.
Untuk
mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat diusahakan dengan
menutup seluruh tanaman dengan kantung plastik transparan.
D.
Tahap-Tahap Pembentukan Bonsai
Membentuk
tanaman kerdil alias bonsai pada hakikatnya ialah membuat duplikat dari
bentuk-bentuk pohon-pohonan di alam bebas. Skala duplikasi ini bisa kecil,
sedang, hingga cukup besar namun tetap di bawah ukuran yang normal.
Bentuk
bonsai dapat menggambarkan sejenis pohon yang bertahan terhadap keganasan alam,
misalnya angin yang keras, badai laut di pinggir pantai yang berlaut-laut.
Pohon nampak porak-poranda namun tetap survive.
Bonsai
dapat menampilkan bentuk mahkota pohon indah secara individual, namun dapat
pula berbentuk kebun mini. Kebun mini ini dapat berbentuk rata, namun dapat
pula berbentuk puncak gunung dengan beberapa tanaman kerdil. Puncak gunung
dapat nampak hijau karena tertutup mos atau berbentuk batu-batu karang yang
menampilkan bentuk tanah yang kritis.
1.
Tahap Pertama, Membentuk Kerangka Dasar
Bakal
bonsai yang sudah siap untuk diberi kerangka dasar adalah yang sudah
benar-benar sehat kembali, setelah mengalami pemindahan. Batang Pokoknya
praktis sudah tidak tergoyahkan lagi dan sudah cukup mencapai ketinggian yang
diperlukan pada akhirnya untuk dibentuk.
Kerangka
dasar sementara sudah dimulai pada waktu memindahkan tanaman ke dalam pot
bonsai. Sebelum membentuk kerangka dasar, rencanakan terlebih dahulu
masak-masak bentuk bonsai yang dikhayalkan, dan bagaimana kira-kira bentuk
bonsai pada akhirnya nanti.
Kerangka
dasar ini terdiri dari rangkaian batang pokok dan beberapa dahan
Dahan-dahan
yang dianggap berlebihan dipangkas dengan gunting pemangkas sedemikian rupa,
sehingga habis pangkalnya. Tepatnya, luka bekas dahan nampak rata dengan
permukaan kulit batang pokok.
Batang
Pokok
Batang
pokok dapat diatur sikapnya menjadi:
-
Tegak lurus dengan dahan membentuk mahkota yang sistematis atau asimatris
-
Berliku-liku namun menjulang ke atas
-
Miring hingga menggelantung
-
Berbatang pokok lebih dari satu yang tumbuh dekat leher akar atau lebih tinggi
dan sebagainya.
2.
Tahap Kedua Merubah Arah Dan Bentuk
Merubah
bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok dan dahan-dahan merupakan suatu paksaan
dan memakan waktu hingga bentuk dan arah yang dikehendaki tercapai.
Untuk
keperluan tersebut diperlukan sarana untuk memudahkan pelaksanaannya sebagai
berikut:
-
Kawat kuningan dari beberapa ukuran diameternya
-
Tali raffia
-
Tang untuk memotong kawat
-
Gunting pemangkas
-
Gunting biasa
-
Pisau kecil yang tajam
-
Tang yang runcing ujungnya
-
Cellotape
E.
Penyempurnaan Bentuk Bonsai
Tidak
semua jenis tanaman dapat dikerdilkan. Misalnya tanaman advokat yang berdaun
lebar dan panjang tidak. Mungkin memenuhi persyaratan agar daunnya bisa
mengecil. Tanaman yang dapat memenuhi persyaratan untuk dikerdilkan adalah
tanaman yang mempunyai daun berukuran kecil, misalnya Beringin, jeruk kingki
(Triphasi aurantium), jenis-jenis coniper (cemara, pinus dll), delima (punika
granatum), lo (ficus glomerata) dan sebagainya. Di samping berukuran kecil
hendaknya mempunyai sifat mudah rontok.
Penyempurnaan
bonsai kini letaknya untuk menyusun ranting-ranting dengan daunnya yang cukup
lebat, namun seimbang dengan bentuk dan ukuran bonsai keseluruhannya.
Batang
pokok dan dahan harus nampak tumbuh kuat, dan menghasilkan ranting-ranting dan
daun yang sehat. Walaupun bagaikan suburnya pertumbuhan daun namun dalam
peryempurnaan bentuk bonsai, batang pokok dan dahan harus nampak jelas tidak
tertutup. kedua-duanya merupakan kerangka dasar, dan sebagai dasar yang harus
tetap menonjol.
Langkah-langkah
penyempurnaan ini dalam hakikatnya sangat mengasyikan pemiliknya. Setiap waktu
yang senggang sering dimanfaatkan untuk meneliti pohon kerdil kesayangannya.
Langkah-langkah penyempurnaan ini terdiri dari.
-
Pemangkasan
-
Pengetipan/pengurangan kuntum ranting maupun dahan
-
Jika perlu menambah lakukan dan sebaginya.
1.
Pengendalian pertumbuhan
Setiap
orang mengetahui, bahwa tanaman khususnya yang berbentuk pohon, bila dibiarkan
sekehendak hatinya, akan berbentuk pohon, bila dibiarkan sekehendak hatinya,
akan meningkat tingginya dan akan melebar mahkotanya.
Setiap
bagian yang dilengkungkan, sebagai reaksinya ialah mengeluarkan kuntum baru
yang dapat menjadikan dahan maupun ranting mengakibatkan kuntum di bawah titik
tumbuh yang semula pasif (tidur) akan aktif dan tumbuh.
Pengendalian
pertumbuhan tersebut dilaksanakan melalui pemangkasan dan pengetipan /
Pemetikan titik tumbuh
Dengan
pemangkasan dibuangnya:
-
Cabang/ dahan yang tumbuhnya di luar rencana akibat dari lengkungan atau yang
tumbuh dari kuntum adventif
-
Ranting-ranting yang tumbuhnya saling tindih yang tampil kurang sedap
-
Ranting-ranting yang tumbuh ke arah bawah atau ke arah batang pokok
-
Ranting-ranting yang lemah pertumbuhannya
2.
Cara dan Waktu Pemangkasan
Memotong
dahan atau ranting, dilakukan sebagai berikut:
-
Potong sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat
-
Bila ingin membentuk ranting baru, potong sedekat mungkin dengan ranting yang
tumbuhnya sehat
-
Bila memangkas cabang, Potonglah sedemikian rupa hingga lukanya rata dengan
permukaan pangkal tumbuhnya. Tutup lukanya yang besar dengan paraffin.
3.
Melilit Dahan Dengan Kawat
Melilit
dahan-dahan yang memanjang karena pertumbuhannya masih dapat dilaksanakan.
Tindakan ini dilakukan selama pertumbuhan baru, masih memungkinkan tanpa
mengganggu bentuk dan penampilan bonsai selanjutnya
Langkah-langkah
dalam penyempurnaan bonsai nampaknya sederhana. Tapi hasil yang cukup
mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun, ada yang tiga ada yang
lima tahun lebih.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
penulis mengadakan pengkajian secara normative pada Bab II, maka penulis
menyimpulkan, yaitu:
1.
Bonsai adalah tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam
bentuknya dan warnanya.
2.
Bagian-bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai adalah, batang pokok,
dahan ranting dan akar.
3.
Bibit atau benih yang dapat dijadikan bakal bonsai dapat dihasilkan melalui
penyemaian biji, setekan, cangkokan, okulasi dan langkah-langkah tanaman yang
masih bertunas.
4.
Adapun prinsip atau cara menanam bonsai adalah:
Pot
dibuat dari tanah bakaran,ÿ porslen atau plastik.
Air
di dalam pot harus dapat mengalir jikaÿ berlebih.
Jenis
tanahnya harus yang tidak mudah padat.ÿ
Tanah
di dalamÿ pot harus cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih.
Daya
serap tanahÿ terhadap air baik.
5.
Membentuk tanaman bonsai ialah membuat duplikat dari bentuk pohon-pohonan di
alam bebas. Skala duplikat ini bisa kecil, sedang, hingga cukup besar namun
tetap dibawah ukuran.
B.
Saran
Agar
dalam penyusunan karya ilmiah ini bisa memberikan manfaat yang besar maka
penulis menyarankan:
1.
Belajar mengkerdilkan pohon tidak akan selancar yang diharapkan, kegagalan
pasti akan dialaminya. Dengan demikian hendaknya bagi para pemula untuk
memiliki kesabaran yang tinggi Jadikanlah kegagalan sebagai ujian untuk
mengulang lagi lebih baik lagi.
2.
Bagi yang memiliki tanaman bonsai, hendaknya memeliharanya dengan baik, karena
membentuk tanaman kerdil dan memeliharanya hingga beberapa ratus tahun lamanya,
merupakan suatu kesenian tersedirinya.
.DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Komentar menggunakan kata yang sopan